Setelah PBG menggantikan IMB melalui PP No.16 Tahun 2021, banyak pemilik bangunan yang mulai bertanya-tanya tentang biaya yang harus disiapkan untuk mengurus izin. Salah satu komponen biaya yang paling penting adalah retribusi PBG 2026. Sayangnya, banyak pemilik rumah atau bangunan yang tidak memahami cara menghitung retribusi tersebut. Alhasil, mereka sering merasa biaya terlalu besar atau tidak sesuai perkiraan.
Masterizin sebagai jasa pengurusan PBG profesional sering membantu klien yang kebingungan memahami perhitungan retribusi. Sebenarnya, retribusi PBG tidak serumit yang dibayangkan. Anda dapat menghitungnya secara mandiri jika mengetahui rumus dasar dan faktor yang digunakan pemerintah daerah. Artikel ini akan membantu Anda memahami apa itu retribusi PBG, bagaimana cara menghitungnya, dan mengapa setiap daerah bisa memiliki nominal berbeda.
Hubungi Masterizin sekarang untuk konsultasi gratis! Klik di sini

Apa Itu Retribusi PBG?
Retribusi PBG adalah biaya yang dikenakan pemerintah daerah kepada pemilik bangunan sebagai bentuk kontribusi atas penyelenggaraan izin. Besaran retribusi ini bukan angka tetap, melainkan dihitung berdasarkan beberapa parameter seperti fungsi bangunan, luas bangunan, kompleksitas bangunan, hingga lokasi wilayah.
Perlu diketahui bahwa setiap daerah memiliki Peraturan Daerah (Perda) tersendiri sebagai dasar penetapan tarif. Karena itu, retribusi di Kota Bekasi bisa berbeda dengan Karawang, Cikarang, Bandung, atau Jakarta. Dengan memahami dasar perhitungannya, Anda dapat memperkirakan biaya pengurusan PBG secara mandiri untuk proyek bangunan Anda.
Komponen yang Menentukan Retribusi PBG 2026
Ada empat faktor utama yang digunakan pemerintah daerah dalam menghitung retribusi PBG 2026:
1. Fungsi Bangunan
Bangunan dibagi menjadi:
-
Hunian
-
Keagamaan
-
Usaha/Komersial
-
Industri
-
Khusus
Bangunan usaha atau industri biasanya memiliki tarif retribusi lebih tinggi dibandingkan rumah tinggal.
2. Luas dan Ketinggian Bangunan
Semakin besar luas bangunan dan semakin banyak lantai, semakin tinggi biaya PBG yang dikenakan.
3. Zona Wilayah
Wilayah perkotaan (zona komersial) memiliki tarif retribusi lebih tinggi dibandingkan zona perumahan biasa.
4. Risiko Bangunan
Bangunan risiko rendah memiliki tarif yang lebih ringan. Sebaliknya, bangunan risiko tinggi seperti pabrik dan gudang umumnya dikenakan biaya lebih besar.
Dengan memahami empat komponen ini, Anda bisa memperkirakan biaya secara lebih akurat.

Cara Menghitung Retribusi PBG Secara Mandiri
Meskipun setiap daerah memiliki formulasinya sendiri, pola perhitungannya kurang lebih sama. Berikut contoh sederhana yang dapat Anda gunakan untuk memperkirakan retribusi:
Rumus Dasar Retribusi:
Retribusi PBG = Tarif Dasar x Indeks Fungsi x Indeks Risiko x Luas Bangunan
Agar lebih mudah dipahami, perhatikan ilustrasi berikut:
Contoh:
Rumah tinggal 1 lantai ukuran 60 m² di zona perumahan.
-
Tarif dasar wilayah: Rp 3.000 per m²
-
Indeks fungsi bangunan: 1.0 (hunian)
-
Indeks risiko rendah: 1.0
Maka perhitungannya:
Retribusi = 3.000 × 1.0 × 1.0 × 60
Retribusi = Rp 180.000
Tentu saja, setiap daerah memiliki tarif dasar dan indeks berbeda. Namun, contoh di atas dapat membantu Anda memahami pola perhitungan retribusi PBG.
Faktor Tambahan yang Mempengaruhi Retribusi PBG
Selain faktor utama, beberapa hal ini juga dapat mempengaruhi tarif:
-
Bangunan renovasi struktural (lebih dari sekadar perbaikan dinding atau interior)
-
Bangunan dengan basement
-
Bangunan di perumahan premium
-
Bangunan di lahan dengan nilai NJOP tinggi
-
Bangunan usaha seperti ruko atau restoran
Semakin tinggi risiko, nilai komersial, dan kompleksitas bangunan, semakin besar retribusi yang dikenakan.
Tips dari Masterizin Agar Biaya Tidak Membengkak
Ada beberapa cara agar Anda memahami dan mengontrol biaya retribusi PBG 2026 sejak awal:
1. Hitung Perkiraan Biaya Sebelum Mengurus PBG
Dengan memahami rumus dasar, Anda dapat memperkirakan biaya awal dan menyiapkan anggaran.
2. Sesuaikan Desain Bangunan dengan Fungsi
Bangunan usaha atau bangunan bertingkat otomatis memiliki retribusi lebih tinggi.
3. Periksa Zonasi Sebelum Membangun
Jika berada di zona komersial, retribusi bisa jauh lebih besar dibanding zona perumahan.
4. Minimalkan Kesalahan Dokumen
Dokumen yang salah bisa membuat proses tertunda sehingga biaya tambahan dapat muncul.
5. Konsultasikan dengan Ahli
Masterizin dapat membantu mengecek potensi biaya sebelum Anda memulai pengajuan, sehingga tidak ada kejutan biaya di tengah jalan.
Bagaimana Masterizin Membantu Perhitungan Retribusi PBG Anda?
Masterizin memiliki tim legal dan teknis yang berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam mengurus PBG, IMB, dan SLF di seluruh Indonesia. Kami membantu klien:
-
Menghitung estimasi retribusi
-
Menganalisis fungsi dan risiko bangunan
-
Mengecek zonasi dan tata ruang
-
Memastikan dokumen teknis memenuhi standar
-
Mengurus PBG tanpa penolakan berulang
-
Memberikan progress report transparan
Dengan layanan profesional ini, klien tidak perlu bingung atau takut salah hitung saat mengurus retribusi.

Call to Action
Jika Anda ingin memastikan perhitungan retribusi PBG lebih akurat dan proses perizinan berjalan lancar tanpa revisi, Masterizin siap membantu dari awal hingga izin terbit. Layanan kami mencakup pengecekan dokumen, pembuatan gambar teknis, estimasi biaya, dan pendampingan penuh pada SIMBG.
📞 Konsultasi Gratis: 0889-7666-6588
📍 Ruko Prima Orchard Blok F5, Harapan Baru, Bekasi Utara
📸 Instagram: @masterizin.id
Masterizin—Profesional, berpengalaman, dan transparan dalam pengurusan PBG, IMB, dan SLF di seluruh Indonesia.
Hubungi Masterizin sekarang untuk konsultasi gratis! Klik di sini
